Sudah banyak sekali pembahasan mengenai budaya membaca pada masyarakat kita, terutama terkait dengan rendahnya minat baca di Indonesia.
Studi "Most Literate Nation in the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 menyatakan bahwa minat baca di Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara, dimana Indonesia berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Cukup memprihatinkan ya ...
Tak sedikit pula tips yang tellah dibagikan untuk dapat menumbuhkan minat baca terutama sejak usia dini.
Namun masalah infrastruktur dan fasilitas tetap tak boleh dilupakan.
Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau dan terbagi menjadi 34 provinsi ketersediaan sarana membaca (terutama buku) sangat diharapkan agar dapat merata di seluruh wilayah Indonesia.
Tetapi pada kenyataannya masih banyak sekali daerah yang sulit mendapatkan buku-buku bacaan terutama untuk anak-anak.
Tak kurang akal, kendala sulitnya mendapatkan buku bacaan ini justru mendorong tumbuh suburnya inisiatif dari masyarakat untuk membuka taman-taman bacaan, perpustakaan keliling, atau komunitas-komunitas membaca (dan menulis) yang bersifat gratis untuk dapat dimanfaatkan secara luas.
Di sisi lain tak sedikit pula para dermawan yang 'membaca' fenomena semakin pesatnya pertumbuhan taman bacaan ini dan terdorong untuk mendonasikan buku-buku bacaan kepada mereka.
Studi "Most Literate Nation in the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 menyatakan bahwa minat baca di Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara, dimana Indonesia berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Cukup memprihatinkan ya ...
Tak sedikit pula tips yang tellah dibagikan untuk dapat menumbuhkan minat baca terutama sejak usia dini.
Namun masalah infrastruktur dan fasilitas tetap tak boleh dilupakan.
Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau dan terbagi menjadi 34 provinsi ketersediaan sarana membaca (terutama buku) sangat diharapkan agar dapat merata di seluruh wilayah Indonesia.
Tetapi pada kenyataannya masih banyak sekali daerah yang sulit mendapatkan buku-buku bacaan terutama untuk anak-anak.
Tak kurang akal, kendala sulitnya mendapatkan buku bacaan ini justru mendorong tumbuh suburnya inisiatif dari masyarakat untuk membuka taman-taman bacaan, perpustakaan keliling, atau komunitas-komunitas membaca (dan menulis) yang bersifat gratis untuk dapat dimanfaatkan secara luas.
Di sisi lain tak sedikit pula para dermawan yang 'membaca' fenomena semakin pesatnya pertumbuhan taman bacaan ini dan terdorong untuk mendonasikan buku-buku bacaan kepada mereka.